Lomba Semprot Sperma Di Memek Gadis-gadis

April 16, 2013

Cerita Dewasa Seks ini berawal pada cerita sex dewasa dan juga cerita panas sex yang suatu ketika waktu aku dan istriku pindah ke sebuah rumah kontrak atau bisa juga disebut dengan rumah kos di sebuah kota besar, sebut saja kota X, dimana aku harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaku menugaskan aku untuk menjadi kepala cabang di kantor yang baru. Kost yang kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Sudah sebulan kami tinggal disini, aku dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dengan para tetangga kost kami.

“Pagi mas Ridwan. Berangkat kerja?” sapa seorang perempuan. Dia adalah istri tetangga kost kami yang bernama Susno, perempuan ini sendiri bernama SaFarah. “Iya nih mbak. Mau bareng?” tanyaku kepada SaFarah atau mbak Farah begitu kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dengan kantorku. Mbak Farah lalu mengangguk tanda setuju, “Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan? Ntar mbak Nia marah lagi.” Kata mbak Farah kepadaku. Aku hanya tertawa karena saat itu Nia, istriku juga berada disampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Farah.

Read the rest of this entry »


Aku Malu Melakukan Itu !

April 16, 2013

Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini. Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

“Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

“Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.
Read the rest of this entry »


Muridku Memang Cantik Bagian IV

January 8, 2011

Tak terasa kami tertidur di ruang tengah. Aku baru terbangun ketika waktu menunjukan pukul satu dini hari. Tari tertidur di sampingku dengan mengenakan cd saja. Aku kasihan dengannya yang setia melayani kebutuhan aku sebagai laki-laki yang haus seks. Dia sudah amat lelah. Kuangkat tubuhnya ke spiring bed dalam kamarku, kubuka cd birunya yang basah, kulap memek dengan cdnya tadi. Kuselimuti dia. Dalam selimut dia kupeluk dan kucium mesra mata terbuka sesaat, bibirnya tesenyum sebentar padaku. Mungkin karena lelah matanya terpejam kembali. Tapi memang dasar nafsu kusumat, kontolku tak bosan-bosan ingin segera dimasukan ke liang memeknya. Aku kasihan dengan Tari yang tergulai lemah, sementara kontolku ga mau tahu. Akhirnya cara yang bijak, aku tidur bersamanya dengan cara  berpelukan dan membenamkan kontolku yang tegang ke dalamnya. Aku tertidur hingga pagi. Tapi anehnya kontolku ga tidur. Hingga aku terbangun pukul 5 pagi kontol tetap tegak dalam memeknya. Memang aku tetidur, dalam tidurku aku bermimpi bercinta dengan Tari. Mungkin inilah yang membuat kontolku tidak loyo. Nikmat memang semalaman kontol berada dalam memek. Tari tesetak dari tidurnya dan terbangun kaget.  Segera dia berajak dari tempat tidur hingga kontolku terlepas dari bibir memeknya. Dia berlari kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kulihat kontol yang semalamanya dalam memeknya kulitnya menjadi agak putih bekas disekap semalaman dalam memeknya.

Akupun berlari ke kamar mandi bukan untuk madi besama Tari. Tetapi justru memeluk Tari dan mengajak becinta lagi, tapi kali ini Tari menolak.

“Mas aku mo ke sekolah, kemarin aku bolos.  Ga kan !” kata sambil mengambil handuk dan melilitkan ke tubuhnya untuk berjalan ke kamar. Aku agak kecewa memang, tapi aku harus mengerti, seharian kami telah melakukan 4 kali, bukan angka yang pantatis memang. Banyak pengantin baru melakukan sampai 7 atau 9 kali semalaman. Kubersihkan tubuhku dengan ini kumudian aku berjalan ke kamar sambil melap tubuh dengan handuk. Kulihat Tari sudah mengenakan celana dam putih dan bra putih yang juga baru dibeli di mall kemarin. Semua pas ukuran dengan tubuhnya. Dia menyisir rambutnya menghadap cermin, sementara seragam putih abu abu siap dipinggi tempat tidur. Kuambil sisirnya dan kubantu menyisir  rambutan lurus panjang sepunggung itu , kubantu keringkan dengan hair dryer. Tari hanya temanggu melihatku dari cermin didepannya. Seperti ada yag ingin dia katakan.

“Maaf ya mas, tadi bukan aku menolak tapi aku tidak ingin bolos aku kasian yang ortuku yang membiayai aku, aku takut  ga naik kelas!” katanya sambil diri menghadap cermin. Read the rest of this entry »


Muridku Memang Cantik Bagian III

January 8, 2011

Waktu sudah menunjukan jam 12 siang, seperti janjiku akan mengajak tari ke mall. Tari pun telah menyiapkan baju pengganti di tasnya bukan baju seragam melainkan dia mengenakan celana panjang jean dan t shirt. Kami berangkat, pertama makan siang duludi mc donal, baru kemudian memili baju yang akan dibeli dan yang pakai penting membeli bh dan celana dalamyang sesuai keinginanku. Tidak macam model bukan string yang sebenang atau thong yang lebar seperti celana pendek.  Aku tidak suka model itu, tidak natural. Biasanya aku cocok cd atau bra merk Wacoal seperti yang ada di internet youtube  Wacoal panty, ada putih , hijau, biru kuning atau pink, begitu juga bhnya. Hampir 2 juta aku menghabis untuk belanja pakaian dan pakian dalam pacarku Tari. Tidak sebanding dengan gajiku yang cuma satu juta sebulan. Kerana papaku kaya didompeku banyak atm yang selalu disi oleh mama setiap bulan. Tidak sesuai rencana jam 5 sore aku baru kembali ke rumah ku. Tari semula menolak karena aku memintanya dia tak sampai hati menolakku. Sesampainya di rumahku ia langsung  menyiapkan  makan malam untuk kami bedua.

Selesai makan, selepas magrib dia mandi dan kusuruh menganti baju dan pakain dalam yang baru kami beli di mall. Kali ini aku memakan malam besama. Tari memakai blues tidur berwarna kuning. Sepintas terawang bra dan celana dalamnya. Aku yakin dia memakai bra dan celana dalam yang baru dibeli tadi, karena bra yang dan cd yang tadi pagi dipakai sudah kotor dan ada ditempat cucian kotorku besama cdku yang juga tadi aku pakai.

“Ri, kamu bell ortu! Bilang kamu nginap di rumah Susi!” pintaku. Read the rest of this entry »


Muridku Memang Cantik Bagian II

January 8, 2011

Aku yakin nanti malam Tari akan terbayang-bayang tentang kejadian di rumah Andi. Ku sms, “ayo sedang apa?” begitu bunyi smsku. “Belajar” katanya. “Belajar becinta” balasku.” Ah bapak biasa aja.” jawabnya “Kok bapak lagi. Mas dong.” Pintaku d isms. “ Oya mas Ahmad deh.” Katanya lewas sms.

Aku berjanji pagi-pagi menjemputnya tapi tidak dirumahnya hanya di tempat biasa Tari nunggu angkot jika mau pergi ke sekolah. Waktu yang ditunggu pun tiba. Aku melihat Tari sudah menungu. Dia langsung menaiki mobil zip katanaku. Didalam mobil aku mengajaknya untuk bolos sekolah. Dia pun setuju. Aku sangat yakin dia sangat ingin bermesraan denganku tapi malu. Aku mengajakmya ke rumahku, dia mengangguk. Di Surabaya aku tinggal serindirian di rumah yang dibeli ortuku yang hanya tingali jika keluargaku ke Surabaya. Rumahnya di kawasan elit. Saat ini berarti rumah ini menjadi milikku. Kalau bukan pengusaha pasti mungkin tak terbeli rumah sebagus itu.

Pas di depan rumahku aku turun membuka pagar garasi, mobilku masuk, pintu pagar garasi kembali kututup, lalu pintu garasi dalam kubuka, mobil masuk dan kututup kembali dari dalam. Pagar sudah tekunci. Pintu garasi tertutup. Aku bukakan pintu Katana ayo tuun Taripun turun, dari dalam garasi ada pintu dalam yang tembus ke ruang tengah dan dapur. Ku buka sepatuku dan kutaruh di rak sepatu. Tari pun mengikuti  dan meletakkan sepatu MBnya di rak tersebut. Ketika dia berbalik dia kaget, saat mataku menatapnya. Sesaat kami berdiri kaku saling memandang, kuteguk air liurkku sejenak, Taripun menundukkan kepala. Kupegang kedua tangannya.

“Aku sayang kamu, Ri.” Bisikku. Tubuh Taipun langsung lunglai mendekapku tak bisa berkata apa apa. Spontan kedua tanganku membalasnya dengan pelukan mesra. Sesaat kami saling memeluk saling menumpahkan rasa sayang. Kubelai rambutnya yang panjang sepunggung. Lembut dan harum. Birahi nakalkupun tumbuh saat tangan kiriku merasakan tali bh dibelakang punggung yang tebalut baju seragam putihnya tanpa mengenakan kaos dalam, sehingga terlihat jelas tranparan dari depan bhnya yang berwarna cream.

Kuangkat dagunya dgn tangan kananku. Sesaat mata Tari yang sayu memandang kemudian memejam dan secara naluri bibirnya yang merekah kukecup. Terdengar desahan napasnya yang mengemuruh. Aku yakin dia baru pertama kali melakukan ini. Beda dengan ku yang sudah terlalu sering memerawani gadis. Tentunya dengan Tari memang sangat bebeda. Biasanya aku selalu dapat cewek yang agresif dan liar. SemenTari Tari begitu pasrah dan lugu. Dekapan tanganyapun semakin erat kurasakan ketubuh seolah dia ingin menyatu dengan tubuhku

Tangan kananku mulai turun dan mengusap pinggulnya yang masih tebalut rok abu-abu. Terasa olehku garis pinggir celana dalamnya yang menyiplak di bagian luar roknya. Inilah membuat penisku tegang. Pikiranku mulai ngeres. Apalai dia begitu pasrah saat bibirku menyapu lehernya yang jenjang terus ke bawah , tanganku membuka satu kancing  atas baju seragamnya hingga memudahkan bibirku menyapu belahan dadanya. Dia pasrah tak menolak sama sekali. Kubuka satu kancing atas baju putih itu sehingga branya yang cream cerah itu terlihat menutupi dengan indahnya buah dadanya yang padat berisi. Kurasakan dengan hidungku pinggiran branya , kucium bagian tengah branya yang tipis hingga bibirkupun merasakan puting itu dari balik bhnya yang terbuat dari bahan kaos dengan sedikit berenda bunga dipinggirnya membuat bh itu begitu indah untuk dipandang. Kudengar jantungnya berdegup kencang,  dadanya turun naik, napasnya begemuruh keras menandanya dia sudah masuk di pinggir surga. Kalau sudah begini biasanya cewek manapun akan pasrah untuk diapakan saja, yang jelas akan senang untuk dibawah melayang ke surga dunia. Inilah yang sebut nafsu birahi. Tentu bagiku yang banyak makan asam garam bermain seks, tidak ingin kuselesaikan permain ini selekasnya seperti pengalaman saat aku di Jakata atau kuliah di negeri orang. Ini pengalam pertama Tari. Aku ingin memberi kesan yang terindah baginya. Anggaplah sepeti malam pertama.

“Ri maukah kamu jadi istri saya?” bisikku. Dia kaget menatapku.

“Kenapa kamu mentap beitu?”

“Tari takut dipermaikan, Mas” desanya

“Percayalah, aku akan selalu bersamamu” kataku. Diapun diam dan semakin erat dekapannya didadaku

“Coba  jawab Tari, mau ga kamu jadi istriku ?” dia memandang, lalu terdengar, “ Kan Tari masih sekolah Mas, masa harus putus sekolah”

“Ya maksudnya mulai sekarang anggaplah kita suami istri dan begitu kamu lulus kita akan menikah.” Kataku. Dia pun semakin mengawang-awang tak menjawab kecuali pasrah saat kembali bibirnya kucium. Sekarang semakin mesrah dan mesrah sekali. Cium demi ciuman bibirku disambutnya dengan amat mesra, tidak liar, Terkadang bibirku menyapu lehernya yang jenjang. Diapun membalas dengan pejaman mata dan desahan sementara kedua tangannya erat memegang kepalaku saat ku kecup bagian belakan telinganya. Dia tak merasakan sedikitpun saat jari tengah dan ibu jari tangan kananku membuka kancing rok abu-abunya yang tak bergesper. Bahkan saat kuturun retseletingnya dia hanya mendesah saja, kecupan bibirku kadang di dada, leher, balahan dadanya, di telingan dan bibirnya. Rok itu tidak segera turun karena tertahan himpitan tubuh kami yan saling berpelukan. Dengan tangan pula kukubuka kancing baju kemejaku hingga terlepas dari tubuhku. Saat itu pula,  turun pula roknya ke lantai saat aku melepas bajuku. Tari yang menyadari dadaku, sekarang terbius dengan dadaku yang bidang. Bahkan merebahkan kepala pas ke dadaku dan kusambut dengan pelukan mesrah dan romantis. Kembali kami berciuman dan kubelai rambutnya, punggungnya dan turun ke bawah mengelusi pinggulnya yang tetutup celana dalamnya yang berwarna  merah terang, sepeti merahnya bendera Indonesia. Saat tangan kananku meraba dan meremas pantat yang berlapis cd merah dia baru menyadari kalau roknya sudah di ujung kaki. Spontan bibirnya melepas kecupan dari bibirku dan ingin mengambil roknya di lantai dan memakainya kembali .Tapi kedua tanganku dengan sigap mencegahnya dan memeluknya kembali Read the rest of this entry »